Sabtu, 31 Maret 2012

KONSEPSI SOFT SKILL 10 MENIT SEBELUM PERKULIAHAN BAGI MAHASISWA LP3I CABANG TASIKMALAYA


BAB I
             PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan tidak bisa lepas dari unsur pembentukan karakter. Namun sayang, nilai-nilai karakter belum sepenuhnya terintegrasi secara otomatis dalam proses pendidikan. Orientasi pendidikan lebih tertuju pada bagaimana mempertajam kognisi siswa, yang memiliki kecenderungan pada terselesaikannya materi yang diajarkan, pencapaian ketuntasan kompetensi dari aspek kognisi. Sehingga tanpa disadari tujuan pendidikan untuk membentuk manusia seutuhnya akan semakin jauh dari harapan. Untuk itulah sangat diperlukan adanya pendidikan karakter di dalam proses pendidikan.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan yang hanya berbasiskan hard skill dan menghasilkan lulusan yang berprestasi dalam bidang akademis harus mulai dibenahi. Sekarang, pembelajaran juga harus berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial). Sebab, ini sangat penting dalam pembentukan karakter anak bangsa yang mampu bersaing dan beretika dengan baik. Pendidikan soft skill bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.
Selain itu, fenomena  tidak tertampungnya lulusan  perguruan tinggi di dunia kerja saat  ini semakin meresahkan masyarakat. Umumnya sejumlah   perguruan  tinggi  hanya  menekankan   proses  pembelajaran
kepada peningkatan hard skill saja dan cenderung mengabaikan aspek soft skill-nya. Sehingga banyak lulusan dari perguruan tinggi baik itu negeri maupun swasta yang tidak siap menghadapi dunia nyata atau dunia kerja.
Berdasarkan fenomena tersebut, LP3I melalui program-program serta konsep pendidikannya mampu menjawab tantangan ini.
LP3I sebagai sebuah lembaga pelopor pendidikan link&match di Indonesia, secara serius berfokus mencetak lulusan berkompeten yang selaras dengan kebutuhan industri kerja. Para mahasiswa dibekali dengan keterampilan kerja (hard skills), keterampilan berkomunikasi dan interaksi (soft skills), serta kematangan spiritual.
                       Dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, LP3I selalu melakukan update terhadap kurikulum yang referensinya diambil dari berbagai sumber. Menghasilkan lulusan yang memiliki hard skill, baik diimbangi soft skill yang baik perlu dibuat suatu metode yang dapat menstimulasi mahasiswa agar memiliki pola pikir bahwa keberhasilan seseorang di dunia kerja tidak didominasi hanya oleh kemampuan teknik semata, melainkan kemampuan soft skill. Kemampuan soft skill memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mempengaruhi seseorang untuk dapat sukses di dunia kerja.
                            Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik  mengangkat tema tentang pendidikan karakter yang dituangkan dalam makalah yang berjudul “Konsepsi Soft Skill  10 Menit Sebelum Perkuliahan Bagi Mahasiswa LP3I Cabang Tasikmalaya.”
                                   
B.         RUMUSAN MASALAH
Secara operasional, masalah pokok penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.     Bagaimana bentuk program konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan?
2.    Bagaimana implementasi program konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan?
3.    Apa target yang ingin dicapai dari program konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan?

C.      TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN MAKALAH
          A. TUJUAN PENULISAN
                         Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.   Untuk mengetahui gambaran tentang bentuk konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan.
2.  Untuk mengetahui implementasi konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan.
3.  Untuk mengetahui target yang hendak dicapai melalui konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan.

B.   MANFAAT PENULISAN
                               Makalah ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi semua pihak serta kontribusi positif terhadap pengembangan pendidikan berkarakter, khususnya tentang soft skill.
D.        METODE PENULISAN MAKALAH
                       Penulis memperoleh data untuk mendukung penulisan makalah dengan menggunakan metode sebagai berikut:
a.    Metode Pustaka (Literature Study)
Metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
b.    Wawancara (Interview)
Penulis mendapatkan data dengan cara bertanya secara langsung kepada beberapa pihak terkait, antara lain: Educational Manager LP3I, beberapa Dosen LP3I maupun Mahasiswa/i LP3I untuk melengkapi data dan informasi yang di perlukan dalam penulisan makalah ini.



    BAB II     
LANDASAN TEORI

A.        PENGERTIAN SOFT SKILL

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori: intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup: self awareness (self confidence, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill (improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy) dan social skill (leadership, influence, communication, conflict management, cooperation, teamwork, synergy)1
Soft skill is a sociological term which refers to the cluster of personality traits, social graces, facility with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying degrees. Soft skills complement hard skill, which are the technical requirements of a job.



Kamis, 23 Februari 2012

Perencanaan SDM


Pada saat ini, kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional merupakan kunci utama bagi berkembangnya suatu organisasi. Apabila suatu organisasi dikendalikan oleh sumber daya manusia yang berkualitas maka tentunya tujuan organisasi tersebut dalam menjalankan visi dan misinya akan semakin mudah terwujud. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu direncanakan, dikelola secara tepat dan optimal sehingga kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang ada dalam suatu organisasi benar-benar  sesuai dengan kebutuhan serta bisa menjadi aset yang berharga bagi organisasi dalam menghadapi persaingan global.
Pentingnya perencanaan Sumber Daya Manusia diyakini oleh berbagai kalangan sebagai asset yang fundamental yang dimiliki oleh suatu  bangsa. Berdasarkan pengamatan secara kasual, pengalaman banyak negara sudah membuktikan kebenaran pendapat tersebut. Keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki oleh berbagi negara di dunia bukanlah faktor penghambat kemajuan suatu bangsa, tetapi jika mempunyai sumber daya manusia yang terdidik, terampil, tekun, berdisiplin, ternyata berhasil meraih kemajuan yang sangat besar. Sebagai contoh, Jepang yang saat ini menjadi negeri raksasa di dunia yang selalu leading dalam teknologi. Walaupun sumber daya alamnya terbatas, Jepang mampu membangun bangsanya melalui perencanaan sumber daya manusia yang optimal sehingga Jepang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, berdedikasi tinggi terhadap cita-cita bangsanya serta berdisiplin.
Secara logika, bila negara memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah, tentunya akan lebih mudah mencapai kemajuan bangsanya. Namun sebaliknya  sumber daya alam yang melimpah tidak banyak artinya bila tidak dikelola dengan baik oleh  manusia. Artinya sumber daya manusia yang berkualitas lahir karena manajemen sumber daya manusia yang tepat dan optimal. Tanpa Manajemen SDM, pengelolaan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya lainnya tidak akan efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tersebut diatas jelas sudah bahwa perencanaan SDM sangatlah penting bagi tumbuh kembangnya suatu organisasi maupun bangsa dan negara. Dengan  perencanaan SDM dapat menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan organisasi pada masa yang akan datang untuk menghindari mis manajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.

Menurut Melayu SP. Hasibuan,  "MSDM  adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan MSDM peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat."
MSDM mengarahkan kegiatan suatu organisasi dalam mengelola sumber daya yang dimilki secara tepat, efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi dan kepentingan SDM-nya serta lingkup yang lebih luas, yaitu masyarakat, bangsa dan negara.

Perencanaan mutlak diperlukan mengingat setiap organisasi pasti menghadapi masa depan yang selalu diliputi ketidakpastian, baik dari segi sumber daya yang dimiliki ataupun karena situasi eksternal seperti kondisi sosial, ekonomi, politik, teknologi maupun competitor. Melalui perencanaan SDM:
1. Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik.
2. Produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan.
3. Menentukan kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak.
4. Menangani informasi ketenagakerjaan secara komprehensif.
5. Sebagai dasar penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi.


Minggu, 19 Februari 2012

Why, English?

Every aspects of life is influenced by ENGLISH. As an example, the instruction of some electronic appliances is in English. The language program on computer also is in English. Moreover the development of Information Technology has forced some people to master English. In some Asian countries, such as Malaysia, Singapore, Philippine, English becomes the second language. They are accustomed to speak English in their daily communication. Not Surprisingly, they are more superior than our country.
Mastering English doesn't mean adopt all its culture, but comprehending Informations Technology sent by English in order not to miss development globally. One of the weaknesses of Indonesian people is in terms of English mastery. Every time they are in international forum, they collide with the language.

E-Lecturer

The development of Information technology makes some parties, such as company, educational institution and other upgrade their management or organization in order not to be left behind with the advance of technology. LP3I, as one of college that applies link&match program, keeps innovating and upgrading both in quality of lecturers and service improvement to the students. E-Lecturer is one of innovative product. This is made to ease lecturers in teaching and learning process,e.g. teaching schedule, input score, upload teaching material, download SAP. To access E-Lecturer, Type the link: https://e.lp3i.ac.id/lecturer/.
Before access E-Lecturer, Input User Id (Lecturer's Code), Enter password and Click Log In. E-Lecturer is very helpful for lecturer to access some information from management about teaching schedule, SAP, and other announcement.

Keterampilan Mengajar

Keterampilan mengajar meliputi beberapa skills:
1. Keterampilan Membuka Pelajaran
Membuka Pelajaran merupakan set induction dalam kegiatan mengajar, yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi peserta didik agar mental dan perhatinnya terpusat pada pelajaran yang akan dibahas.
Adapun Komponen Membuka pelajaran antara lain:
G   : Get Attention (Menarik Perhatian)
L   : Link with previous session (Menghubungkan dengan pengalaman sebelumnya)
O  : Objectives session  (Menyampaikan objektuf)
S   : Structure (Penjelasan pokok materi, referensi dan metode untuk mencapai tujuan)
S    : Stimulate (Penjelasan tentang pentingnya topik dalam melakukan pekerjaan)
2. Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pembelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar. Tujuan closure :
a. Memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.
b. Mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
3. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan Pelajaran adalah keterampilan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa secara lisan yang diorganisasikan secara terencana dan sistematis sehingga bahan pelajaran yang disampaikan guru tersebut dengan mudah dipahami siswa.
Efektivitas Menjelaskan:
R  :  Respect, sikap hormat dan menghargai terhadap orang lain.
E  :  Empathy, kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain (menyesuaikan dengan frame of reference)
A  :  Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
C  :  Clarity, kejelasan dari pesan yang kita sampaikan.
H  :  Humble, tidak sombong dan menganggap diri paling benar ketika kita berbicara di depan orang lain.
4. Ketermpilan Bertanya
Cara Mengajukan Pertanyaan:
a. Ajukan pertanyaan ke seluruh kelas.
b. Beri waktu berfikir untuk merumuskan jawaban.
c. Tunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
d. Beri waktu untuk menjawab dan beri perhatian serta pertimbangan pada jawabannya.
Cara Penanganan Jawaban Siswa:
a. Jawaban yang benar ----- pujian
b. Jawaban yang benar sebagian -------- beri kesempatan kepada siswa lain untuk membetulkan jawaban.
c. Jawaban yang tidak benar ------ jangan memberikan kritik
d. Tidak ada jawaban sama sekali -------- arahkan pertanyaan pada siswa lain, atau sederhanakan pertanyaan.
5. Keterampilan Memberi Penguatan
Teknik memberi penguatan (Reinforment):
a. Positif Reinforment
Tindakan yang dilakukan guru setelah siswa berperilaku sesuai dengan yang telah diharapkan.
Tujuannya untuk memberi penghargaan pada perilaku siswa yang diharapkan.
Efeknya agar perilaku yang diharapkan terulang kembali.
Jenis reinforcement positif: ekspresi lisan, non verbal dan aktivitas.
b. Negative Reinforcement
Tindakan yang dilakukan guru setelah siswa berperilaku sesuai yang tidak diharapkan.
Tujuannya untuk menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan.
Efeknya agar perilaku tersebut tidak terulang kembali.
Jenis reinforcement negatif: ekspresi lisan, non verbal dan aktivitas.
c. Extinguishing
Guru membiarkan perilaku yang tidak diharapkan dilakukan oleh siswa.
Tujuannya untuk menghlangkan perilaku yang tidak diharapkan agar perilaku tersebut tidak diulang kembali.
6. Keterampilan Mengelola Kelas
Kegiatan yang berkaitan dan ditujukan untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas agar kegiatan pemebelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien:
- memberikan pujian
- memberikan hukuman
- membina hubungan yang positif
- mengembangkan aturan main
Pendekatan Pengelolaan Kelas:
a. Pengubahan Perilaku
- Penguatan Positif
- Penghukuman
- Penguatan Negatif
b. Iklim Sosio Emosional
- Mengenali diri sendiri dan menampilkan apa adanya
- Penerimaan dan kepercayaan pada siswa
- Pengertian dan kepercayaan pada siswa
- Pengertian dan Empati terhadap siswa
c. Proses Kelompok
- Keeratan hubungan antar siswa
- Semangat produktivitas
- Orientasi pada tujuan kelas