BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pendidikan tidak bisa lepas dari unsur
pembentukan karakter. Namun sayang, nilai-nilai karakter belum sepenuhnya
terintegrasi secara otomatis dalam proses pendidikan. Orientasi pendidikan
lebih tertuju pada bagaimana mempertajam kognisi siswa, yang memiliki
kecenderungan pada terselesaikannya materi yang diajarkan, pencapaian
ketuntasan kompetensi dari aspek kognisi. Sehingga tanpa disadari tujuan
pendidikan untuk membentuk manusia seutuhnya akan semakin jauh dari harapan. Untuk itulah
sangat diperlukan adanya pendidikan karakter di dalam proses pendidikan.
Seiring dengan perkembangan zaman,
pendidikan yang hanya berbasiskan hard
skill dan menghasilkan lulusan yang berprestasi dalam bidang akademis harus
mulai dibenahi. Sekarang, pembelajaran juga harus berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial). Sebab,
ini sangat penting dalam pembentukan karakter anak bangsa yang mampu bersaing
dan beretika dengan baik. Pendidikan soft
skill bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan
diri dengan realitas kehidupan.
Selain itu,
fenomena tidak tertampungnya lulusan perguruan tinggi di dunia kerja saat ini semakin meresahkan masyarakat. Umumnya
sejumlah perguruan tinggi hanya
menekankan proses
pembelajaran
kepada peningkatan hard skill saja dan cenderung mengabaikan aspek soft skill-nya. Sehingga banyak lulusan
dari perguruan tinggi baik itu negeri maupun swasta yang tidak siap menghadapi
dunia nyata atau dunia kerja.
Berdasarkan
fenomena tersebut, LP3I melalui program-program serta konsep pendidikannya mampu
menjawab tantangan ini.
LP3I sebagai
sebuah lembaga pelopor pendidikan link&match di Indonesia, secara serius
berfokus mencetak lulusan berkompeten yang selaras dengan kebutuhan industri
kerja. Para mahasiswa dibekali dengan keterampilan kerja (hard skills), keterampilan berkomunikasi dan interaksi (soft skills), serta kematangan spiritual.
Dalam
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja, LP3I selalu melakukan update
terhadap kurikulum yang referensinya diambil dari berbagai sumber. Menghasilkan
lulusan yang memiliki hard skill,
baik diimbangi soft skill yang baik
perlu dibuat suatu metode yang dapat menstimulasi mahasiswa agar memiliki pola
pikir bahwa keberhasilan seseorang di dunia kerja tidak didominasi hanya oleh
kemampuan teknik semata, melainkan kemampuan soft skill. Kemampuan soft
skill memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mempengaruhi seseorang
untuk dapat sukses di dunia kerja.
Berdasarkan
uraian tersebut diatas, penulis tertarik
mengangkat tema tentang pendidikan karakter yang dituangkan dalam
makalah yang berjudul “Konsepsi Soft Skill 10 Menit Sebelum Perkuliahan Bagi Mahasiswa LP3I
Cabang Tasikmalaya.”
B.
RUMUSAN
MASALAH
Secara
operasional, masalah pokok penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana
bentuk program konsepsi soft skill 10
menit sebelum perkuliahan?
2. Bagaimana
implementasi program konsepsi soft skill
10 menit sebelum perkuliahan?
3. Apa
target yang ingin dicapai dari program konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan?
C. TUJUAN
DAN MANFAAT PENULISAN MAKALAH
A. TUJUAN
PENULISAN
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui gambaran tentang bentuk konsepsi soft
skill 10 menit sebelum perkuliahan.
2. Untuk
mengetahui implementasi konsepsi soft
skill 10 menit sebelum perkuliahan.
3. Untuk
mengetahui target yang hendak dicapai melalui konsepsi soft skill 10 menit sebelum perkuliahan.
B. MANFAAT
PENULISAN
Makalah ini
diharapkan akan memberikan manfaat bagi semua pihak serta kontribusi positif
terhadap pengembangan pendidikan berkarakter, khususnya tentang soft skill.
D.
METODE
PENULISAN MAKALAH
Penulis
memperoleh data untuk mendukung penulisan makalah dengan menggunakan metode
sebagai berikut:
a.
Metode Pustaka (Literature Study)
Metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun
informasi di internet.
b. Wawancara (Interview)
Penulis mendapatkan data dengan cara
bertanya secara langsung kepada beberapa pihak terkait, antara lain: Educational Manager LP3I, beberapa Dosen
LP3I maupun Mahasiswa/i LP3I untuk melengkapi data dan informasi yang di
perlukan dalam penulisan makalah ini.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
PENGERTIAN
SOFT SKILL
Konsep
tentang soft skill sebenarnya
merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah
kecerdasan emosional (emotional
intelligence). Soft skill sendiri
diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Secara garis
besar soft skill bisa digolongkan ke
dalam dua kategori: intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill
mencakup: self awareness (self confidence, self assessment, trait
& preference, emotional awareness) dan self skill (improvement, self
control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience).
Sedangkan interpersonal skill
mencakup social awareness (political awareness, developing others,
leveraging diversity, service orientation, empathy) dan social skill (leadership, influence, communication, conflict management, cooperation,
teamwork, synergy)1
Soft skill is a sociological term which
refers to the cluster of personality traits, social graces, facility with
language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to
varying degrees. Soft skills complement hard skill, which are the technical requirements
of a job.